Ketika Balita Bercerita Lewat Menggambar

“Bunda, mobil-mobil ini sedang naik flyover. Lihat deh, ini mobil ayah, ini mobil bunda. Flyover-nya di atas tunnel yang ada mobil-mobilnya, banyak sekali mobilnya. Lalu, ada mobil transformer yang berubah jadi robot.” (Tara)

Mobil merupakan salah satu objek favorit Tara yang paling sering digambar. Bagi saya itu tidak masalah, selagi dia menikmatinya. Prosesnya dalam menggambar mobil pun terus berkembang. Seusai menggambar, biasanya dia akan dengan senang hati menceritakan apa yang dia gambar. Tapi proses ini pun bertahap, pelahan, dan butuh waktu. Apalagi proses itu bukan paksaan atau keharusan.

Melihat dan Mempraktikan

Gambar Tara, serta ceritanya tentang mobil keluarga di atas fly over. (gambar: @alimah.fauzan)

Di usia sekitar satu tahun, dia hanya melihat benda-benda. Lalu melihat saya menggambarkannya. Sejak itu, dia selalu meminta saya atau ayahnya untuk menggambarkannya. Proses dia meminta kami untuk menggambarkan benda-benda kesukaannya, ini cukup berjalan lama. Sampai-sampai saya sempat kewalahan, kenapa dia tak mau mencoba sendiri. Sampai akhirnya masa itu datang. Ya, masa di mana dia mulai mencoba sendiri untuk menggambar benda kesayangannya. Apa itu? tentu saja mobil-mobilan.

Satu hal yang membuat saya takjub adalah, ternyata selama ini ketika dia meminta saya menggambar untuknya, dia sangat fokus. Ya, dia sangat perhatian. Setiap detail garis dan titik yang saya gambar, dia praktikan lagi dan sangat mirip dengan apa yang saya gambarkan. Misalnya roda, roda yang dia gambar pasti mirip dengan roda yang saya gambar. Dia benar-benar teliti.

Tara, praktik menggambar menggunakan kuas dan cat airTahap menggambar sudah lewat. Artinya dia sudah mulai mampu menggambar mobilnya sendiri. Tahap berikutnya adalah dia menggambar dan mewarnai sendiri mobilnya. Bukan hanya itu, dia juga menuliskan nama-nama mobilnya dengan tangannya sendiri. Misalnya nama: T.A.R.A atau A.Y.A.H atau B.U.N.D.A. Demikian dan seterusnya.

Diapresiasi dan Mengapresiasi

Mengapresiasi setiap perkembangannya dalam banyak hal adalah kebiasaan kami di rumah. Kami mengapresiasi setiap apa yang dia lakukan yang menunjukkan hal-hal baik. Kami menguatkannya ketika dia tertimpa hal-hal yang meresahkannya. Proses dirinya diapresiasi oleh kami, orang tuanya, membuatnya menjalankan sesuatunya dengan bahagia. Hingga tanpa apresiasi dari kami, dia mulai mampu mengapresiasi dirinya sendiri. Misalnya, ketika selesai menggambar sesuatu, dia akan mengatakan seperti ini, “Bunda lihat, gambarku bagus loh, iya kan? Bunda, ayo kita pasang gambarnya di tembok, aku sendiri yang pasang ya pake solatip”. Salah satu hasil gambar-gambar yang digunting dan ditempelkan di tembok hingga tersusun menjadi wallpaper di kamar tidur.

Inisiatif Memadukan Beragam Media

Wallpaper buatan sendiri

Di sini saya ingin bercerita bahwa Tara, anak kami, sama halnya dengan anak-anak yang lain. Sama-sama istimewa dan unik. Begitu pun saat dia berinisiatif menggabungkan beragam media dalam satu momen. Misalnya dia menggambar, lalu setelah menggambar, dia menggunting gambar tersebut. Lalu, gambar tersebut dia susun satu demi satu hingga menjadi sesuatu. Awalnya memang dia melihat apa yang saya lakukan dengan beberapa gambar menarik yang saya susun menjadi wallpaper. Dari situ kemudian dia mulai mengembangkannya sendiri.

 

Mengembangkan Ide

gambar-gambar ini biasanya digunting satu persatu lalu ditempelan digabung atau kertas dus untuk dibentuk mobil-mobilan

Menggambar dan mewarnaiTahap mengembangkan ide ini cukup tidak tidak disangka-sangka. Karena yang biasanya dia menirukan cara saya melakukan sesuatu, namun kali ini berbeda. Misalnya ada gabus dan dus. Gabus dan dus dia gambar menjadi mobil-mobilan atau kapal-kapalan. Lalu gambar tersebut dia gunting sesuai bentuk mobil. Setelah jelas wujudnya, dia mulai bercerita dengan mobil-mobilan buatannya yang awalnya hanya sebuah gambar. Kemudian dia kembangkan ceritanya dengan menggabungkan mobil-mobilan lain yang terbuat dari plastik.

Benar, Semuanya Butuh Proses

Yah, memang semuanya butuh proses dan sabar dengan tahapannya. Namun satu hal yang membuat kami tetap nyaman dan enjoy melalui proses ini adalah karena kami fokus. Kami mampu fokus karena mungkin salah satunya tidak ada faktor lain yang mengganggu kami, seperti tayangan televisi. Namun menggambar hanyalah salah satu kebiasaan Tara di antara kebiasaan-kebiasaan lainnya baik di rumah maupun di luar rumah. Yang pasti dengan segala keterbatasan kami, kami akan terus berusaha mencari beragam pendekatan membuatnya terus berkembang.

Hmmm….sebenarnya banyak yang ingin saya ceritakan, tapi sementara itu dulu. Pengalaman saya ini mungkin bukan yang terbaik, tapi kami bahagia mampu merekam setiap perkembangannya, semoga bisa bermanfaat bagi bunda-bunda yang lain. Oh ya, foto-foto Tara begitu banyak, juga video saat dia menggambar yang seakan sedang memberikan tutorial menggambar. Akan saya uoload jika sudah sempat.

Terimakasih sudah membaca, salam hangat dari saya.

Alimah Fauzan

Leave a Reply