Beasiswa Khusus Anak-Anak Bali, dari APBN hingga Dana Desa
Selain beasiswa pendidikan, siswa di Bali juga mendapatkan fasilitas laptop yang bisa dibawa pulang ke rumahnya.
Libur panjang akhir pekan lalu, tepatnya 11-13 Mei 2019, saya sekeluarga turut dalam family gathering ke Bali. Family gathering merupakan agenda tahunan di kantor ayah Tara, yaitu Lembaga Penelitian SurveyMETER Yogyakarta. Banyak hal menarik untuk diceritakan tentang Bali. Cerita Bali, selain keindahan alam dan infrastruktur di tiap sudutnya, juga budaya, masyarakatnya, serta sejumlah hal menarik lainnya. Termasuk ketika saya mendengar tentang kebijakan pendidikan anak-anak di Bali, salah satunya adalah terkait beasiswa.
Informasi tentang beasiswa dari pemerintah daerah Bali, kali pertama saya dengar dari tour guide atau pemandu wisata kami. Selama tiga hari perjalanan, sang pemandu wisata kami memang bercerita banyak hal. Termasuk kebijakan-kebijakan pembangunan di Bali.
Meskipun informasi ini saya dapatkan dari seorang pemandu wisata, namun kebijakan-kebijakan di Bali sangat menarik untuk dicontoh daerah lain. Informasi tentang beasiswa untuk anak-anak Bali, bukan hanya digelontorkan dari hasil perjuangan di Senayan untuk krama Bali dalam memajukan pendidikan. Namun selain langsung dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), sejumlah desa di Bali juga memberikan beasiswa bagi siswa berprestasi melalui Dana Desa.
APBN
Seperti informasi yang dilansir NusaBali, salah satu media yang khusus memberitakan tentang perkembangan Bali, beasiswa dari Bantuan beasiswa dari APBN Tahun 2018 ini disiapkan sampai 17.000 orang mulai dari SD, SMP, SMA/SMK dan mahasiswa. Tahun ini (2010), program ini sudah berjalan dan beberapa paket sudah kita serahkan di desa-desa. Hal ini seperti yang saya dengar, bahwa setiap anak di Bali juga mendapatkan paket seragam serta perlengkapan belajar lainnya termasuk laptop yang bisa mereka bawa pulang ke rumah.
Beasiswa untuk krama Bali ini merupakan komitmen memperjuangkan anak-anak kurang mampu di Bali, terutama yang berada di kabupaten/kota dengan tingkat ekonomi masih rendah. Meskipun jumlah yang ditentukan termasuk masih kecil, namun upaya pemerintah dalam memajukan pendidikan di Bali sudah semestinya diapreasiasi. Meskipun jelas, pendidikan itu sepenuhnya menjadi tanggungjawab pemerintah.
Dana Desa
Sementara salah satu desa yang memiliki program bantuan untuk siswa miskin dan berprestasi adalah Desa Cempaga, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng. Program beasiswa tersebut bersumber dari Anggaran Dana Desa (ADD).
Dana desa telah memberikan motivasi bagi desa, serta lebih mengembangkan ide-ide kreatif dari masing-masing para perbekel untuk memajukan desanya.
Anggaran Dana Desa selain digunakan pembangunan infrastruktur juga digunakan untuk mengembangan SDM, bantuan budes, olah raga dan sebagainya.
Di tahun anggaran 2017 untuk pembangunan infrastruktur, jalan desa juga pengembangan usaha tani, program air bersih, program bantuan untuk Lansia melalui posyandu.
Selain itu dipakai untuk pelatihan gong PKK, kursus bahasa inggris bidang pariwisata dan perhotelan, serta bantuan untuk siswa tidak mampu (miskin) dan siswa berprestasi.
Pemerintahan Desa melalui Perbekel Putu Suarjaya yang menjabat 15 Desember 2015 itu, melakukan terbosan untuk membantu anak-anak tidak mampu baik melalui program desa yang di adakan setiap akhir tahun.
Lewat bantuan paket sekolah berupa Baju seragam, sepatu, ikat pinggang terhadap 60 siswa miskin di tahun 2016 serta 70 siswa SD dan SMP miskin di tahun 2017.
Penghargaan diberikan kepada siswa berprestari dari juara 1- 3 dari kelas 1 – 6 di 2 SD (SD 1 dan 2 cempaga) dan siswa berprestasi dalam kejuaraan pencak silat yang mewakili sekolah Sd 2 Cempaga berupa Pemberian alat-alat tulis.
Ditahun 2018 bahkan sudah dirancang dan dilanjutkan pula program bantuan ini agar nantinya masalah pendidikan bisa lebih di perhatikan, sehingga bisa meningkatkan SDM yang handal.
Bali Children Foundation
Selain Beasiswa Desa, Cempaga dibantu Bali Children Foundation dengan 50 siswa miskin yang mana donatur tersebut merupakan warga negara asing yang sudah di mulai dari tahu 2016.
Kursus Bahasa Inggris bagi anak SD dan SMP gratis oleh yayasan BCF. Untuk kursus perhotelan di berikan gratis oleh Desa Cempaga lewat dana desa untuk anak- anak yang sudah tamat atau masih kuliah.
Untuk tahun 2018 akan lebih banyak lagi pelatihan-pelatihan untuk peningkatan SDM seperti Kursus Komputer dan website, perhotelan, tata rias, menjahit, dan sebagainya.
Pemdes juga sudah mulai mengelolan Dana Desa secara transparan dan akuntabel. Beasiswa juga diberikan pada siswa berprestasi serta siswa yang masuk kategori tidak mampu. Jika dahulu masyarakat setempat belum mengenal internet, sekarang sudah mengenal sehingga bisa mengembangkan desa dengan berbagai wira usaha.
===
Sungguh kebijakan yang patut dicontoh daerah lainnya. Saya memang tidak mengikuti perkembangan di Bali. Namun pengalaman berlibur dan mendengar cerita dari pemandu wisata di Bali, membuat saya tertarik mencari informasi tentang kebijakan-kebijakan di Bali. Bali memang kaya bukan hanya sumber daya alamnya, namun juga budaya dan pendapatan aseli daerahnya. Artinya, semua hal itu tidak mungkin berjalan beriring tanpa adanya kebijakan yang tepat sasaran dari pemerintahnya baik dari pemerintah provinsi (Pemprov), Pemerintah Kota (Pemkot), hingga Pemerintah Desa (Pemdes).
Cerita pertama tentang liburan kami di Bali, saya awali tentang beasiswa anak-anak di Bali. Cerita lainnya menyusul ya bunda. Termasuk soal cerita keindahan alam Bali menurut saya yang baru pertama kali ke Bali seminggu lalu, cerita yang sudah banyak orang ketahui. Sumber informasi telah saya link-kan langsung ke media bersangkutan. Tentang beasiswa ini, untuk lebih lengkapnya silahkan mencari informsi yang lebih lengkap di media lainnya.
Salam,
Bunda Pembelajar
Leave a Reply