Mengarang Cerita Sendiri dengan Mind Mapping

Kukuku panjang,
Sampai ke Inggris,
Sampai ke bandara,
Sampai ke angkasa,
Sampai ke tempat Allah.

Lalu Allahnya bertanya “Kuku siapa ini?”
Trus kukunya sampai ke bintang,
Kukuku bertemu dengan bintang,
Lalu bintangnya tertusuk kukuku yang panjang,
Kasihan, bintangnya trus jatuh deh!

(Cerita pendek Bentara Falasifa)

Jika saya tak malas mengingat cerita-cerita Tara dengan tema yang berbeda, pastinya sudah banyak yang terdokumentasikan. Sayangnya, saya bukanlah seorang ibu yang 24 jam menemaninya. Semua kisah-kisahnya tergali hanya pada momen-momen tertentu. Ceritanya yang mengalir dengan imajinasi liar, hanya bisa saya rekam dalam beberapa tulisan. Termasuk saat ini, di kala usianya memasuki 5 tahun, saya sudah mulai membiasakan diri untuk merangsangnya bercerita secara runut dan tuntas. Namun, sekali lagi itu hanya dalam bentuk cerita oral, saya masih membantunya menuliskan ceritanya karena kemampuan menulisnya masih terbatas.

Nah, mind mapping juga ternyata bisa digunakan untuk meringkas cerita yang disukai oleh anak, misalnya putri salju dan 7 kurcaci seperti contoh mind mapping di bawah ini. Dengan begitu anak terinspirasi untuk bisa membuat cerita mengenai tokoh khayalan atau imajinasinya sendiri.

Latihan mind mapping membuat cerita yang diberikan dalam buku “Gembira Belajar Mind Mapping” yang ditulis Femi Olivia, terbagi dalam 3 tema. Dan, di sini anak yang tertarik mau belajar, dipersilahkan untuk memilih sendiri tema utama mana yang paling disukai olehnya.

Saya sepakat, sebaiknya memang kita sebagai orang tua tidak meremehkan kemampuan anak membuat ceritanya sendiri. Saya sendiri sebisa mungkin mengapresiasi cerita-cerita liar si kecil, meskipun dalam logika saya sebagai orang dewasa sangatlah tidak logis. Namun kita tetap penting untuk membantu serta memandunya dalam mengembangkan cerita. Misalnya dengan memberi pancingan siapa nama tokoh, atau mirip dengan tokoh yang dikenal sebelumnya oleh anak.

Namun untuk membuat dan mengarang cerita, anak harus mengembangkan idenya terlebih dahulu:

  1. Gunakan kertas kosong dan spidol.
  2. Pada bagian tengah, gambar topik utama. Warnai dan buatlah sesuka hati anak. Dan, mintalah anak menggunakan imajinasinya.
  3. Gambarkan cabang utama dari gambar di tengah.
  4. Biarkan imajinasinya menggila! Coba pikirkan sesuatu yang heboh, keren, menarik yang berhubungan degan topik ini. Gunakan peta Apa-Kapan-Dimana-Siapa-Mengapa untuk membantumu. Contoh kapan dibuatnya? Dimana dibuatnya? Siapa yang buat? Apa kekuatan sihir yang dimilikinya? Bagaimana?
  5. Siapa yang punya senjata? Dan sebagainya.
    Tambahkan informasi subtopik pada peta pikiran. Gunakan simbol kode, gambar, dan warna sebisa anak.
  6. Biarkan imajinasi anak berkembang bebas. Gunakan abang lanjutan untuk menambah detail yang menantang atau menarik. Semakin banyak tambahan, keseluruhan cerita semakin hidup dan jelas dalam pikiran (khayalan anak dan pembaca cerita anak).
  7. Lanjutkan, tambah cabang lagi dan lagi sampai anak merasa informasi atau keterangan dalam mind mapping-nya telah cukup untuk kmembuat suatu karya!.

Latihan ini akan sangat membantu bagi anak-anak yang berbakat jadi penulis atau pengarang cerita. Dengan mind mapping, ia bisa membuat plot cerita dengan alur dan tokoh-tokoh yang jelas dan sistematis dibanding bila ia hanya mengarang langsung di kertas. Bisa-bisa banyak kertas yang terbuang percuma, dan tokoh serta alur ceritanya bisa tumpang tindih.

Ini contoh 1 diambil dari buku “Gembira Belajar dengan Mind Mapping”, karya Femi Olivia, hal: 93.

 

Contoh dari hal: 94

 

Siapa tahu mind mapping putri salju ini bisa dijadikan inspirasi. Selain tema putri salju, bunda juga bisa membaca contoh tema lainnya yang ada dalam gambar.

Cerita belajar mind mapping kita sampai sini dulu ya bun, kapan-kapan kita sambung lagi.

Salam hangat dari saya,
Alimah Fauzan
Bunda Pembelajar

@alimah.fauzan

@bentarafalasifa

13 Comments

Leave a Reply